- WhatsApp : (+62) 8777-739-2959
- Support : Kirim Ticket
- Sales : Kirim Ticket
- Pembayaran : Kirim Ticket
- Membuat Website
- Aug 20
Tips Desain UI/UX untuk Website Puskesmas
Memiliki website yang ramah pengguna adalah keharusan, termasuk bagi puskesmas. Website yang baik tidak hanya sekadar informatif, tetapi juga mudah digunakan dan menarik secara visual.
UI (User Interface) dan UX (User Experience) adalah dua komponen penting dalam menciptakan website yang efektif.
Artikel ini akan membahas tips desain UI/UX yang dapat diterapkan untuk website puskesmas, khususnya bagi Anda yang baru mempelajari desain ini.
Tips Desain UI/UX untuk Website Puskesmas
Berikut ini adalah Tips Desain UI/UX untuk Website Puskesmas yang dapat Anda terapkan ketika mengembangkan website untuk puskesmas:
1. Memahami Kebutuhan Pengguna
Langkah pertama dalam merancang UI/UX yang efektif adalah memahami siapa pengguna website puskesmas dan apa yang mereka butuhkan. Pengguna utama biasanya adalah pasien, keluarga pasien, dan staf puskesmas. Mereka membutuhkan akses cepat ke informasi seperti jadwal dokter, layanan yang tersedia, lokasi puskesmas, dan kontak darurat.
Untuk memulainya, Anda bisa membuat persona pengguna, yaitu profil fiktif yang mewakili segmen pengguna yang berbeda. Misalnya, Anda bisa membuat persona untuk “Ibu Rumah Tangga” yang mencari informasi jadwal dokter anak, atau “Karyawan Kantor” yang ingin mendaftar vaksinasi online. Dengan memahami persona ini, Anda bisa lebih mudah menentukan fitur apa yang harus diprioritaskan di website.
Selain itu, penting juga untuk memahami perilaku pengguna di dunia digital. Pengguna puskesmas biasanya mencari informasi dengan cepat dan tidak ingin berlama-lama menjelajahi website. Oleh karena itu, desain yang sederhana dengan navigasi yang jelas akan sangat membantu.
2. Tata Letak yang Sederhana dan Terstruktur
Tata letak yang baik adalah kunci dari UI/UX yang sukses. Untuk website puskesmas, sebaiknya Anda memilih tata letak yang sederhana dan terstruktur. Pengguna harus bisa menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan cepat tanpa merasa bingung.
Pertama, pastikan halaman utama (homepage) menampilkan informasi paling penting dengan jelas. Misalnya, Anda bisa menampilkan tombol untuk “Layanan Unggulan,” “Jadwal Dokter,” dan “Kontak Darurat” di bagian atas halaman. Ini membantu pengguna untuk segera mengetahui apa yang ditawarkan tanpa harus menggulir terlalu jauh.
Selain itu, gunakan grid layout yang rapi untuk menjaga konsistensi visual dan memudahkan pengguna dalam memindai halaman. Grid layout membantu menyusun konten dalam kolom dan baris yang teratur, sehingga website terlihat lebih bersih dan profesional.
Jangan lupakan pula pentingnya white space atau ruang kosong di antara elemen-elemen desain. White space memberikan “nafas” pada desain dan mencegah tampilan website terlihat terlalu padat atau berantakan. Dengan memanfaatkan white space secara efektif, Anda bisa meningkatkan keterbacaan dan fokus pengguna pada informasi penting.
Baca Juga: Tips Desain UI/UX untuk Website Rumah Sakit
3. Penggunaan Warna yang Tepat
Warna memiliki peran penting dalam desain UI/UX karena dapat mempengaruhi mood dan persepsi pengguna. Untuk website puskesmas, pilihlah warna-warna yang menenangkan dan profesional, seperti biru, hijau, dan putih. Warna biru sering dikaitkan dengan kepercayaan dan profesionalisme, sementara hijau melambangkan kesehatan dan kebersihan.
Hindari penggunaan warna-warna yang terlalu mencolok atau kontras yang terlalu tinggi, karena dapat mengganggu kenyamanan visual pengguna. Selain itu, pastikan ada kontras yang cukup antara teks dan latar belakang untuk memastikan teks mudah dibaca, terutama bagi pengguna yang memiliki gangguan penglihatan.
Gunakan warna secara konsisten di seluruh halaman untuk menciptakan pengalaman yang harmonis. Misalnya, jika Anda menggunakan warna biru untuk tombol “Daftar Online,” pastikan semua tombol serupa menggunakan warna yang sama. Konsistensi warna membantu pengguna mengenali elemen-elemen penting di website dan mempercepat interaksi mereka.
4. Navigasi yang Mudah dan Intuitif
Navigasi yang mudah adalah salah satu elemen terpenting dalam desain UX. Pengguna harus bisa menemukan apa yang mereka cari dalam beberapa klik saja. Untuk website puskesmas, pastikan menu navigasi Anda jelas dan terorganisir dengan baik.
Buatlah struktur navigasi yang logis dengan mengelompokkan informasi ke dalam kategori yang mudah dipahami. Misalnya, Anda bisa mengelompokkan “Layanan,” “Informasi Kesehatan,” dan “Tentang Kami” dalam menu utama. Pastikan setiap kategori memiliki sub-menu yang relevan untuk memudahkan pencarian informasi lebih lanjut.
Selain itu, pertimbangkan untuk menambahkan fitur pencarian di bagian atas halaman. Fitur ini sangat berguna bagi pengguna yang sudah tahu apa yang mereka cari dan ingin menemukannya dengan cepat. Pastikan juga fitur pencarian ini bekerja dengan baik dan menampilkan hasil yang relevan.
Untuk navigasi pada perangkat mobile, pastikan menu Anda responsif dan mudah diakses. Gunakan ikon hamburger (tiga garis horizontal) untuk menyembunyikan menu ketika tidak dibutuhkan, sehingga menghemat ruang layar dan tetap menjaga tampilan yang rapi.
5. Typography yang Mudah Dibaca
Pemilihan font atau jenis huruf yang tepat sangat mempengaruhi kenyamanan pengguna saat membaca informasi di website. Untuk website puskesmas, pilihlah font yang sederhana dan mudah dibaca, seperti Arial, Helvetica, atau Roboto.
Ukuran font juga perlu diperhatikan. Gunakan ukuran font yang cukup besar untuk teks utama (body text), biasanya sekitar 16px hingga 18px, agar mudah dibaca oleh semua kalangan, termasuk lansia. Untuk judul dan sub-judul, Anda bisa menggunakan ukuran yang lebih besar dan tebal untuk menekankan pentingnya informasi tersebut.
Jangan lupa untuk memperhatikan spasi antar baris (line height) dan spasi antar paragraf. Spasi yang cukup membuat teks lebih nyaman dibaca dan tidak terlihat terlalu padat. Sebagai panduan umum, gunakan line height sekitar 1.5 untuk teks utama.
6. Optimalisasi Kecepatan Website
Kecepatan website adalah faktor penting dalam pengalaman pengguna. Website yang lambat dapat membuat pengguna frustrasi dan meninggalkan halaman sebelum mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Oleh karena itu, pastikan website puskesmas Anda dioptimalkan untuk kecepatan yang maksimal.
Beberapa cara untuk meningkatkan kecepatan website termasuk mengompresi gambar sebelum mengunggahnya, menggunakan teknik lazy loading untuk memuat konten hanya ketika dibutuhkan, dan mengoptimalkan kode HTML, CSS, serta JavaScript.
Selain itu, pilihlah hosting yang cepat dan handal untuk memastikan website selalu dapat diakses dengan cepat, terutama pada saat-saat kritis seperti pendaftaran vaksinasi massal atau keadaan darurat lainnya.
7. Pengujian dan Evaluasi
Setelah website selesai didesain, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian untuk memastikan semua elemen berfungsi dengan baik. Lakukan pengujian pada berbagai perangkat dan browser untuk memastikan website tampil konsisten di mana saja.
Pengujian pengguna (user testing) juga sangat dianjurkan. Dengan melibatkan beberapa pengguna dalam pengujian, Anda bisa mendapatkan masukan berharga tentang pengalaman mereka saat menggunakan website. Apakah mereka mudah menemukan informasi yang dibutuhkan? Apakah ada bagian yang membingungkan atau sulit digunakan?
Setelah pengujian, evaluasi hasilnya dan lakukan perbaikan jika diperlukan. Desain UI/UX adalah proses yang terus berkembang, dan selalu ada ruang untuk peningkatan.
Kesimpulan
Desain UI/UX yang baik sangat penting untuk menciptakan website puskesmas yang efektif dan ramah pengguna. Dengan memahami kebutuhan pengguna, memilih tata letak yang sederhana, menggunakan warna dan typography yang tepat, serta memastikan navigasi yang mudah, Anda bisa menciptakan pengalaman yang positif bagi pengguna. Selain itu, jangan lupa untuk mengoptimalkan kecepatan website dan melakukan pengujian secara berkala untuk memastikan semua berjalan lancar.
Related Posts
Tips Desain UI/UX untuk Website Rumah Sakit
Website rumah sakit adalah salah satu platform penting yang memberikan informasi kesehatan, layanan medis, dan interaksi antara pasien dan penyedia layanan kesehatan. Oleh karena itu, desain UI/UX (User Interface/User Experience) yang baik sangat diperlukan untuk…
- Aug 19
Tips Desain UI/UX untuk Website Yayasan
Desain UI (User Interface) dan UX (User Experience) adalah dua elemen krusial dalam pengembangan sebuah website, termasuk website yayasan. UI mengacu pada tampilan dan interaksi visual dari website, sedangkan UX berkaitan dengan pengalaman dan kenyamanan…
- Aug 18
Latest Post
Kenapa Dalam Affiliate Marketing Harus Fokus Satu Niche?
- November 28, 2024
Tips Memilih Campaign Affiliate Marketing agar Banjir Cuan Komisi
- November 27, 2024
10 Rekomendasi Niche Affiliate Marketing yang Populer
- November 26, 2024
Komentar Terbaru
- M Iqbal Hidayatullah on Memasang Watermark Pada Gambar Secara Otomatis di WordPress
- M Iqbal Hidayatullah on Membuat Artikel Masuk Dalam Halaman Pertama Google
- M Iqbal Hidayatullah on Cara Upload Gambar WebP di WordPress Tanpa Plugin
- M Iqbal Hidayatullah on Cara Menghapus Backlink Website Dengan Google Disavow Link
- M Iqbal Hidayatullah on Cara Menghapus Backlink Website Dengan Google Disavow Link